Home › Peristiwa › Sengketa Lahan Masyarakat di Jambi Waketum DPN PETIR Diserang Karyawan Perusahaan
Sengketa Lahan Masyarakat di Jambi Waketum DPN PETIR Diserang Karyawan Perusahaan

SEROJANEWS.COM, BATANGHARI - Sejumlah karyawan perusahaan PT. Velindo Aneka Tani (VAT) lakukan penyerangan terhadap masyarakat kelompok Tani Jaya, Selasa (22/4/2025). Ketegangan berlangsung di Desa Simpang Rantau Gedang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, melibatkan penggunaan senjata tajam.
Ketua DPW Jakarta sekaligus Wakil Ketua Umum DPN Pemuda Tri Karya (PETIR) Jesayas Sihombing mengatakan insiden terjadi saat pihaknya memberikan pendampingan bersama masyarakat kelompok Tani Jaya Bersama.
"Kami menduga ada provokasi dari perusahaan VAT kepada suku anak dalam yang bekerja di perusahaan tersebut. Penyerangan oleh sejumlah karyawan menggunakan sajam samurai dan parang," beber Jesayas, Selasa (22/4/2025) malam.
Jesayas menjelaskan kejadian bermula pada pukul 08:00 WIB, ketika anggota kelompok Tani Jaya Bersama, bersama kuasa hukum mereka Rommel Siregar, S.H., dan Ketua Korwil Gerakan Jalan Lurus (GJL) se-Sumatera, Leo Siagian, hendak menduduki kembali lahan konflik yang diserobot oleh perusahaan. Upaya dilakukan hingga pemasangan pos dan portal besi dilahan yang mereka klaim. Proyek tersebut adalah bagian dari upaya mereka untuk menegaskan batasan lahan pertanian mereka.
Lanjut Jesayas, setelah pekerjaan selesai, sekitar pukul 11:00 WIB, rombongan tersebut berencana untuk pergi ke Jambi. Namun, ketegangan meningkat ketika Ahmad, salah satu petugas keamanan PT. VAT mendatangi Jesayas Sihombing untuk berdiskusi mengenai penutupan jalan yang menjadi akses pekerjaan bagi anggota suku anak dalam (SAD), sebagai dampak dari pemasangan portal itu.
Situasi semakin memanas ketika salah satu karyawan PT. VAT mengekspresikan ketidakpuasannya, mempertanyakan kepada Jesayas terkait dampak penutupan tersebut terhadap hak mereka. Jawaban Jesayas, yang menyarankan untuk bertanya kepada ketua kelompok tani Jaya Bersama, tidak diterima dengan baik. Dalam sekejap, anggota SAD melancarkan serangan, mengejar Jesayas dan masyarakat kelompok Tani berjumlah 17 orang dengan membawa parang.
Dalam aksi tersebut, anggota SAD terlihat merusak pos dan portal yang baru saja didirikan. Dalam situasi yang kacau, Jesayas berusaha menenangkan anggotanya dengan teriak untuk mundur. "Kami akan mundur, ayo pulang kita semua, mundur..mundur," teriaknya.
Meskipun situasi sangat mengkhawatirkan, dilaporkan tidak ada korban luka berat dari insiden ini, kecuali beberapa luka ringan akibat gesekan. Salah satu anggota kelompok tani, Ucok Rambe, mengalami luka di leher akibat tindakan dari pelaku SAD.
Sebagai langkah lanjutan, kelompok Tani Jaya Bersama dan kuasa hukum mereka, Rommel Siregar, berencana untuk melapor ke Polda Jambi terkait insiden ini, dengan harapan mendapatkan perlindungan dan penyelesaian yang adil terhadap konflik yang berkepanjangan ini. Kegiatan ini menunjukkan betapa maraknya sengketa lahan yang kerap memicu kekerasan di masyarakat.
Komentar Via Facebook :