https://serojanews.com

  • Riau
  • Korupsi
  • Hukum
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekbis
  • Nasional
  • Ragam
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Indeks

  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Info Iklan

https://serojanews.com

https://serojanews.com

  • Beranda
  • ";
  • Riau
  • Korupsi
  • Hukum
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ekbis
  • Nasional
  • Ragam
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Indeks

Beranda

Riau

Korupsi

Hukum

Pemerintahan

Peristiwa

Politik

Ekbis

Nasional

Ragam

Lingkungan

Olahraga

Terkini

•   Pensiunan TNI Dalangi Galian C Ilegal di Kampar, Polisi Belum Beri Sanksi •   Proses Pemeriksaan Praperadilan Gugatan OTT Jekson Sihombing Rampung, Tinggal Tunggu Putusan Hakim •   Pimpinan Mataxpost–Detikxpost Ajukan Perlindungan ke Dewan Pers Usai Dilaporkan Pejabat Riau •   ART di Batam Dipaksa Makan Kotoran Binatang dan Minum Air Toilet oleh Sang Majikan
Info Iklan Pedoman Media Redaksi Disclaimer Tentang Kami
Home › Daerah › Mengenal Sejarah dan Tradisi Pacu Jalur Masyarakat Melayu Riau Yang Lagi Mendunia

Mengenal Sejarah dan Tradisi Pacu Jalur Masyarakat Melayu Riau Yang Lagi Mendunia

Jumat, 04 Juli 2025 | 22:19 WIB,  
Penulis : Redaksi
Mengenal Sejarah dan Tradisi Pacu Jalur Masyarakat Melayu Riau Yang Lagi Mendunia

Pacu Jalur, tradisi lomba perahu ala masyarakat adat Melayu Kabupaten Kuantan Singingi, Riau Indonesia. Pada 2014 lalu, pemerintah menjadikan sebagai bagian integral dari Warisan Budaya Nasional

SEROJANEWS.COM, RIAU - Tradisi Pacu Jalur yang menjadi kekhasan masyarakat Melayu di Sungai Sintang, Provinsi Riau, tiba-tiba ramai lagi. Terutama karena akun-akun TikTok milik klub-klub besar Eropa ikut meramaikannya, seperti PSG dan AC Milan. Tapi sebenarnya tradisi Pacu Jalur bukan “barang baru”. Tradisi ini berakar dari abad ke-17 lalu. Awalnya diselenggarakan tiap hari besar agama Islam, juga pernah digunakan untuk memperingati Ratu Belanda, hingga kemudian menjadi acara rutinan tiap Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pacu Jalur adalah pesta rakyat kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Disebutkan bahwa tradisi ini berakar sejak abad ke-17, ketika perahu panjang yang oleh masyarakat setempat disebut "jalur" menjadi bagian dari moda transportasi utama masyarakat sekitar Sungai Kuantan. Sungai ini membentang dari Hulu Kuantan di hulu dan Cerenti di hilir. Selain mengangkut 40 sampai 60 manusia, jalur biasa digunakan untuk mengangkut hasil perkebunan seperti pisang dan tebu.

Seiring waktu, jalur-jalur itu kemudian dihias sedemikian rupa dengan ukuran-ukiran yang artistik. Motifnya bermacam-macam, dari kepala ular, buaya, harimau, dan lain sebagainya. Belum lagi hiasan lain seperti payung, tali hias, selendang warna-warni, tiang tengah, lambai-lambai, yang semakin membuat jalur indah dipandang. Konon katanya, hiasan pada jalur menentukan status sosial seseorang. Jika ada jalur yang berhias mewah, itu artinya pemiliknya adalah orang dengan status sosial tinggi. Entah kepala ada atau tokoh masyarakat.

Mengutip Kotajalur.kuansing.go.id, sekitar satu abad kemudian, masyarakat setempat kemudian menemukan sisi lain jalur sebagai ajang adu kecepatan. Dari situlah kemudian digelar lomba adu cepat antar-jalur yang kelak populer dengan sebutan Pacu Jalur. Masih dari sumber yang sama, Pacu Jalur awalnya diselenggarakan di kampung-kampung di sepanjang Sungai Kuantan dalam rangka memperingati hari besar Islam. Tapi di masa kini, Pacu Jalur juga diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Itulah kenapa setiap Agustus kampung-kampung di sekitar Sungai Kuantan begitu riuh oleh mereka yang hendak menyaksikan Pacu Jalur. Dulu, ketika Belanda masih bercokol di Indonesia, Pacu Jalur digunakan untuk memeriahkan perayaan adat, kenduri rakyat, hingga memperingati hari kelahiran Ratu Belanda Ratu Wilhelmina setiap 31 Agustus.

 

Peran Anak Pacu

Yang identik dengan Pacu Jalur adalah anak pacu yang jumlahnya mencapai puluhan. Dilansir dari Kompas.com, mereka memiliki tugasnya masing-masing. Tugas itu dibagi sebagai Tukang Concang yaitu komandan atau pemberi aba-aba, Tukang Pinggang atau juru mudi, dan Tukang Onjai yang pemberi irama di bagian kemudi dengan cara menggoyang-goyangkan badan. Ada juga Tukang Tari yang membantu Tukang Onjai dalam memberi tekanan yang seimbang agar jalur dapat berjungkat-jungkit secara teratur dan berirama.

Pacu jalur aman dimulai dengan dentuman meriam sebanyak tiga kali. Dentuman pertama sebagai tanda untuk jalur-jalur menempatkan diri, dentuman kedua untuk posisi bersiap mengayuh dayung, dan dentuman ketiga untuk memulai perlombaan. Pemenang Pacu Jalur tidak ditentukan oleh jumlah atau kekuatan pendayung namun sisi magis dari kayu yang dijadikan jalur serta kemampuan pawang dalam mengendalikan jalur. Festival Pacu Jalur saat ini dikenal dan diadakan tiap tahun di Tepian Narosa, Teluk Kuantan. Perlombangan ini biasanya dihelat pada bulan Agustus, berdekatan dengan momen peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada momen ini biasanya masyarakat di daerah Kuansing dan sekitarnya akan berdatangan untuk menonton tradisi ini. Selain dapat menaikkan perekonomian setempat, hal ini juga dinilai dapat terus melestarikan tradisi Pacu J3alur yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud. Selain keseruan perlombaan mendayung, variasi kostum serta seruan dari peserta di setiap jalur juga menarik bagi wisatawan yang menonton. Tak pelak jika pelaksanaan tradisi Pacu Jalur selalu disambut meriah oleh masyarakat Kuansing, wisatawan domestik, bahkan tersohor hingga mancanegara.

Yang sangat identik dengan Pacu Jalur adalah keberadaan Togak Tuan. Togak Tuan adalah anak kecil yang menari di ujung perahu yang melaju kencang, yang mengenakan pakaian adat dan tanjak Melayu Riau. Anak-anak inilah yang rasanya membuat Pacu Jalur menjadi terkenal dan belakangan dikaitkan dengan terma “Aura Farming”. Terminologi Aura Farming sendiri adalah sebuah istilah untuk menggambarkan perilaku untuk mendapatkan perhatian dan kekaguman terutama secara online. Nah si Togak Tuan ini, oleh kalangan pengguna media sosial, dianggap sangat berhasil melakukan kegiatan aura farming ini.

Mahviyen Trikon Putra, sebagaimana pengakuannya kepada Kompascom, dulunya adalah seorang Togak Tuan. Dia menjelaskan, di atas jalur yang berpacu ada dua anak kecil, satu di depan (Togak Luan) dan satu di belakang yang disebut Tukang Onjai. Keduanya bertugas menggoyangkan jalur. "Yang menari di haluan jalur itu memang hanya anak kecil, berusia sekitar 8 sampai 13 tahun. Dia bertugas memberikan semangat bagi anak pacu dalam mendayung jalurnya," jelas Mahviyen kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (3/7)

Dia menambahkan, anak yang berada di belakang jalur bertugas mengarahkan jalur ke kiri dan kanan. Dahulu, posisi ini diisi orang dewasa, namun kini digantikan oleh anak-anak untuk mengurangi beban jalur. "Tarian yang dilakukan anak kecil di ujung jalur sebagai tanda bahwa jalurnya dalam posisi unggul," ungkapnya.

Tarian tersebut dilakukan secara spontan dan menjadi daya tarik tersendiri, dengan gerakan yang tidak ditentukan, hanya mengikuti naluri sambil menjaga keseimbangan.

Tapi jika jalur kalah, si anak itu akan terduduk. "Karena jika tetap berdiri dan menari, itu menyampaikan informasi yang salah," tambahnya, diiringi tawa

Kita juga sering melihat Togak Tuan melompat ke sungai, menurut Mahviyen, itu dilakukan supaya beban jalur berkurang. Dengan begitu, jalur diharapkan bisa melaju dengan lebih cepat. Apakah sembarang anak bisa menjadi Togak Tuan, ternyata tidak. Syaratnya adalah bisa berenang, bisa menjaga keseimbangan, dan mempunyai mental yang kuat, begitu kata Mahviyen. Kenapa, “Karena jika mentalnya tidak kuat bisa jatuh ke sungai karena banyak yang menonton," tuturnya.

Mumpung sudah kadung viral, Mahviyen berharap ada Pacu Jalur kelas Internasional di Kuansing. "Semoga suatu hari nanti diadakan Pacu Jalur antar negara di Kuansing," harapnya.

 

Dapat Dukungan pemerintah

Alhamdulillahnya, pemerintah tidak menutup mata dengan keberadaan tradisi ini sebelum keburu diakui oleh negara lain. Pada 2014, tradisi, pengetahuan, adat budaya, kesadaran biosentrisme dan praktik Pacu Jalur secara resmi diakui dan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia sebagai bagian integral dari Warisan Budaya Nasional Tak benda dari Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Indonesia.

Penetapan ini sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya tersebut, pemerintah Indonesia mendukung Festival Pacu Jalur yang diadakan setiap tahun di Kuantan Singingi dan mempromosikan pentingnya festival tersebut kepada masyarakat luas baik nasional maupun internasional, tim pemenang Pacu Jalur juga akan berkesempatan terpilih menjadi atlet nasional Indonesia untuk mewakili Indonesia di ajang balap perahu internasional jika syaratnya terpenuhi.

Editor : Admin
Sumber : Intisari

TOPIK TERKAIT

KuansingKuantan SingingiRiauTradisiAdatMelayuLomba PerahuPacu JalurTrendingViral
Komentar Via Facebook :

BERITA TERKAIT

  • Jaksa Agung Mutasi Pejabat di Riau, Marcos Simaremare Jadi Kepala Subdirektorat III Bidang Intelijen 
    Ragam

    Jaksa Agung Mutasi Pejabat di Riau, Marcos Simaremare Jadi Kepala Subdirektorat III Bidang Intelijen 

    Jumat, 04 Jul 2025 | 18:02 WIB
  • Dugaan Korupsi Pengadaan Perabot Mapolsek Mengendap Dikejaksaan, Pidsus Bilang Laporan Tak Berproses Karena Sesama Aparat
    Korupsi

    Dugaan Korupsi Pengadaan Perabot Mapolsek Mengendap Dikejaksaan, Pidsus Bilang Laporan Tak Berproses Karena Sesama Aparat

    Rabu, 02 Jul 2025 | 15:15 WIB
  • SMPN 1 Tualang Gelar Penerimaan Murid Baru Lebih Cepat, Kuota 286 Siswa Terpenuhi
    Ragam

    SMPN 1 Tualang Gelar Penerimaan Murid Baru Lebih Cepat, Kuota 286 Siswa Terpenuhi

    Selasa, 01 Jul 2025 | 23:34 WIB
  • SDN 06 Perawang Buktikan Sistem Domisili Efektif Untuk PPDB 2025
    Ragam

    SDN 06 Perawang Buktikan Sistem Domisili Efektif Untuk PPDB 2025

    Selasa, 01 Jul 2025 | 23:17 WIB
  • Terdakwa Dituntut Hukuman Ringan Usai Di Isukan Menyuap Jaksa Rp. 20 Juta Kasus Penganiayaan
    Hukrim

    Terdakwa Dituntut Hukuman Ringan Usai Di Isukan Menyuap Jaksa Rp. 20 Juta Kasus Penganiayaan

    Kamis, 26 Jun 2025 | 00:37 WIB

Terpopuler

  • 01

    Mahasiswi UIB Diduga Digoda Wartawan Tidak Bersertifikasi 

    Selasa, 28 Okt 2025 - 16:56 WIB
  • 02

    Kasus Dugaan Korupsi Dana BPDPKS 57 Triliun yang Ditangani Kejagung Belum Ada Kejelasan

    Selasa, 28 Okt 2025 - 00:40 WIB
  • 03

    Rekaman Cctv Penangkapan Ketua PETIR JS Beredar, Kejanggalan Rekayasa Menguat

    Rabu, 12 Nov 2025 - 00:39 WIB
  • 04

    Kuasa Hukum Beberkan Kejanggalan Rekaman CCTV Penangkapan Eks Ketua PETIR

    Rabu, 29 Okt 2025 - 19:30 WIB
  • 05

    Dua Satpam PT Long Motive Bantu Aksi Pencurian Tembaga di Gudang Perusahaan Tempatnya Bekerja

    Rabu, 12 Nov 2025 - 23:34 WIB

TERBARU

  • Pensiunan TNI Dalangi Galian C Ilegal di Kampar, Polisi Belum Beri Sanksi

    Pensiunan TNI Dalangi Galian C Ilegal di Kampar, Polisi Belum Beri Sanksi

    Kamis, 20 Nov 2025 | 17:47 WIB
  • Proses Pemeriksaan Praperadilan Gugatan OTT Jekson Sihombing Rampung, Tinggal Tunggu Putusan Hakim

    Proses Pemeriksaan Praperadilan Gugatan OTT Jekson Sihombing Rampung, Tinggal Tunggu Putusan Hakim

    Jumat, 14 Nov 2025 | 22:32 WIB
  • Pimpinan Mataxpost–Detikxpost Ajukan Perlindungan ke Dewan Pers Usai Dilaporkan Pejabat Riau

    Pimpinan Mataxpost–Detikxpost Ajukan Perlindungan ke Dewan Pers Usai Dilaporkan Pejabat Riau

    Jumat, 14 Nov 2025 | 17:27 WIB
  • ART di Batam Dipaksa Makan Kotoran Binatang dan Minum Air Toilet oleh Sang Majikan

    ART di Batam Dipaksa Makan Kotoran Binatang dan Minum Air Toilet oleh Sang Majikan

    Kamis, 13 Nov 2025 | 21:40 WIB
  • Sidang Prapid OTT JS, Saksi Sebut Penggeledahan Rumah Keluarga Tidak Diketahui RT Setempat

    Sidang Prapid OTT JS, Saksi Sebut Penggeledahan Rumah Keluarga Tidak Diketahui RT Setempat

    Kamis, 13 Nov 2025 | 17:44 WIB
  • Dua Satpam PT Long Motive Bantu Aksi Pencurian Tembaga di Gudang Perusahaan Tempatnya Bekerja

    Dua Satpam PT Long Motive Bantu Aksi Pencurian Tembaga di Gudang Perusahaan Tempatnya Bekerja

    Rabu, 12 Nov 2025 | 23:34 WIB
  • Sidang Praperadilan OTT Ketum PETIR JS Ditunda Lagi, Polisi Belum Siapkan Bukti

    Sidang Praperadilan OTT Ketum PETIR JS Ditunda Lagi, Polisi Belum Siapkan Bukti

    Rabu, 12 Nov 2025 | 16:47 WIB
  • Praktek Dugaan Pelanggaran KUHAP Terjadi di PN Batam karena Jaksa Gustirio Kurniawan Tidak Membacakan Surat Dakwaan

    Praktek Dugaan Pelanggaran KUHAP Terjadi di PN Batam karena Jaksa Gustirio Kurniawan Tidak Membacakan Surat Dakwaan

    Rabu, 12 Nov 2025 | 04:29 WIB


  • KATEGORI
  • Daerah
  • Korupsi
  • Hukrim
  • Pemerintah
  • Peristiwa
  • Politik
  • KATEGORI
  • Ekbis
  • Nasional
  • Ragam
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • INFORMASI
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Info Iklan
Copyright © SerojaNEWS.com