Home › Ragam › Teladan Abadi Nabi Muhammad SAW Untuk Kesalehan Kepemimpinan Nasional
Teladan Abadi Nabi Muhammad SAW Untuk Kesalehan Kepemimpinan Nasional
SEROJANEWS.COM, RIAU - Kesederhanaan Pejabat, Tirulah Nabi Muhammad SAW. Aksi masa empat hari yang lalu dibeberapa Propinsi Indonesia di penuh amarah, secara teori disebabkan oleh ada ketidak puasan masyarakat terhadap sikap hidup tidak sederhananya pemimpin negara ini dan kebijakan pajak Pemerintah terhadap masyarakat yang melukai.
Mari para pejabat tiru kesederhanaan hidup Nabi Muhammad SAW, Nabi merupakan salah satu ciri yang paling mencolok dari kepribadian beliau adalah hidup sederhana, terkadang makanan pun tidak tersedia di rumahnya.
Misinya Nabi Muhammad SAW di dunia ini sama sekali tidak didorong oleh kepentingan pribadi atau ambisi duniawi. Ini sangat kontras dengan banyak pemimpin Indonesia (baik eksekutif dan Legislatif) saat ini, sikap palsu, dan figur berpengaruh dalam sejarah, yang sering kali hanya memanfaatkan posisi mereka untuk menikmati kemewahan dan memperkaya keluarganya.
Pada akhir hayatnya, Nabi Muhammad Saw telah berhasil menyatukan seluruh Jazirah Arab di bawah kepemimpinannya, namun, meskipun memegang kekuasaan yang begitu besar, beliau tetap hidup dalam kesederhanaan yang luar biasa.
Saking sederhananya Nabi Muhammad SAW dalam catatan sejarah karena tidak ada asisten, ajudan, sespri dilingkungannya, Nabi Muhammad SAW sering membantu isteri memasak, menabal pakaian yang koyak, melayani anak-anak serta membersihkan rumah.
Orang Arab Quraisy memberi gelar Nabi dengan baginda ‘al-Amin’ kerana segala perkataan dan perbuatan baginda senantiasa dipercayai oleh ummat. Nabi Muhammad SAW juga seorang pemaaf seperti sikap memaafkan Sayidina Umar al Khattab yang pernah menjadi musuh Islam, malah pernah mencoba membunuh Nabi.
Namun karena ketauladan nabi, akhirnya Umar masuk Islam, sikap itu dapat digunakan mempersaudarakan masyarakat Arab yang berpecah-belah, sampai sekarang diakui kepemimpinannya. Mungkin jutaan rujukan tokoh dan pemimpin yang menjadi idola.
Namun ia tidak dapat menandingi keunggulan pribadi Rasulullah SAW sebagai pemimpin dalam keluarga, masyarkat, negara apalagi umat manusia di seluruh alam.
ALLAH SWT berfirman: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Surah Al-Abiya’: 107)
Buku “100 Most Influential People In The World” oleh pengarang Barat, Michael H Hart menobatkan Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia dan menjadi pemimpin agung sepanjang zaman.
Nabi merupakan pemimpin tertinggi, sosok tidak sombong, malah selalu menerim nasihat para sahabat. Contohnya Nabi menerima usulan Salman al Farizi agar menggali parit sekeliling kota Madinah untuk menyekat kemarahan tentara musuh dalam Perang Khandak.
Nabi Muhammad SAW juga bijak berpolitik, dia jago diplomasi dibuktikan saat mengirim utusan dari Madinah ke Roma, Parsi dan Habsyah. Akhirnya kuasa-kuasa besar ini mengakui Madinah sebagai negara yang pada akhirnya berdaulat penuh.
ALLAH SWT berfirman: "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Surah al-Abiya’, ayat 107) Ayat Al Qur'an tersebut perlu dijadikan acuan, bahwa pemimpin saat ini, maupun yang akan datang, baik seorang pejabat eksekutif, maupun pejabat legislatif harus menjadi Nabi Muhammad SAW sebagai tolak ukur sebagai pemimpin untuk kebaikan dunia dan akhirat. (Eki koto)

Komentar Via Facebook :